About Me

Foto Saya
indonesia poenya
Lihat profil lengkapku

Pengikut

INDONESIA

INDONESIA
free counters

Label

Rabu, 13 Oktober 2010

Tentunya semua orang familier dengan makanan satu ini. Makanan yang populer asal Jogjakarta dan sekitarnya ini pasti menjadi incaran siapapun yang berkunjung utamanya di Jogja dan Solo.
Pada dasarnya gudheg adalah sayur nangka (nangka muda, bukan yang matang) yang dimasak dengan bumbu tertentu plus gula jawa (gula melaka orang Malaysia kata) hingga berwarna coklat tua. Gudhegpun digabung dengan teman-temannya, yakni :
a. Telur pindang (telur yang direbus dengan ditambahkan daun jambu biji hingga warna putih telurnya berpola kecoklatan). Terkadangpun diberi gula merah, hingga rasanya manis luar biasa.
b. Ingkung ayam atau opor ayam (white curry), dan biasanya dari ayam kampung karena rasanya lebih enak (bukan ayam kampus).
c. Sambal krecek (sambal goreng terbuat dari kulit sapi)

Masakan Jawa terkenal dengan rasa manisnya sebagai akibat penambahan gula jawa. Tak luput juga dengan gudheg yang manis menggoyang lidah (meski jujur saya tidak suka makanan yang terlalu manis). Biasanya kadang ditemani dengan aneka lauk pauk seperti tempe bacem, tahu bacem dan kerupuk putih. Enak sekali…ditambah secangkir teh poci dengan gula batu…waduh…
Sepengetahuan saya ada beberapa jenis gudheg yang lazim dikenal masyarakat, meski cara pengemasannya juga variatif banget (boleh ditambahin):

a. Gudheg Kendhil
Gudheg ini biasanya dijual dalam kemasan kendhil (kuaci kecil), dan banyak ditemui di Jogjakarta. Rasanya (menurut saya) manis sekali.
b. Gudheg Gaya Solo
Gudheg ini yang paling saya suka, karena rasanya yang tidak semanis buatan Jogjakarta. Tapi intinya sama saja dengan Gudeg Jogja, pembedanya itu...sekali lagi, tak semanis Jogja

Untuk wilayah Jawa Timur, biasanya rasa manis gudheg makin dikurangi, karena meski sama-sama Jawa, lidah Jawa Timur (terutama daerah Arekan seperti Surabaya, Malang dan seterusnya) tidak menyukai rasa manis masakan Jawa Kulonan. Termasuk saya…
Selain disajikan dengan nasi hingga dikenal istilah Nasi Gudheg, untuk pengganjal perutpun bisa disajikan dengan bubur nasi. Hingga dikenal istilah bubur/ jenang lemu (Istilah masyarakat Solo) dan bubur/jenang gudheg (istilah Jogjakarta). Rasanyapun nggak kalah enak, malah saya pernah nambah dua piring bubur gudheg gara-garanya, sewaktu jalan-jalan ke Solo hampir dua tahun silam.

0 komentar:

Posting Komentar

Undang-Undang Dasar 1945

PEMBUKAAN


Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.


Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.


Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.


Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


PROKLAMASI

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

I LOVE INDONESIA

I LOVE INDONESIA

KENALI, CINTAI

KENALI, CINTAI